GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK
D I
A R E A K U T
A.
Pengertian
Diare adalah defekasi
encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan/atau lendir dalam
tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
B.
Etiologi
1. Infeksi
: virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk),
bakteri (Shigella, Salmonella, E. Coli, Vibrio), parasit (protozoa : E. Histolytica, G.lamblia, Balantidium coli,
cacing perut : Askariasis, Trikuris,
Strongiloideus; dan jamur : Kandida).
2. Malabsorbsi
: karbohidrat (intoleransi laktosa),
lemak atau protein
3. Makanan
: makanan basi, beracun, allergi terhadap makanan
4. Imunodefisiensi
5. Psikolgis
: rasa takut dan cemas.
Berdasarkan patofisiologinya, maka
penyebab diare dibagi menjadi :
1. Diare
skresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen;
hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin, allergi; dan defisiensi imun terutama IgA
sekretorik.
2. Diare
osmotic, yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori
protein (KKP), atau bayi BBLR dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air
(dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basah (asisosis metabolic), yang secara
klinis berupa pernafasan Kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan
sirkulasi.
C.
Manifestasi
Klinis
Awalnya anak menjadi
cengeng, gelisa, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau
lender, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.
Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat
terjadi debelum atau/dan sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi. Berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir
kering.
D.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
Tinja ;
makroskopis dan mikroskopis, pH dan
kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari penyebab dan uji
resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan
Darah ;
darah perifer lengkap, analisis gas
darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai
kejang).
3. Pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal Intubation, untuk
mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare
kronik.
E.
Penatalaksanaan
Prinsip
:
1. Diare
cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya.
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit
secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai
diarenya berhenti (terapi rumatan).
Jumlah cairan yang diberikan harus sama
dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare atau/dan muntah (previous water losses = PWL); ditambah
dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = NWL); dan ditambah
dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung (concomitant water losses =
CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi.
Jumlah ini tergantung pada derajat
dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau golongan umur.
· Jumlah
cairan (ml) yang hilang pada anak umur <2 tahun (BB 3 – 10 kg) sesuai dengan
derajat dehidrasi
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
- Ringan
50 100 25 175
- Sedang
75 100 25 200
- Berat 125 100 25
250
· Jumlah
cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2 - 5 tahun (BB 10 – 15 kg) sesuai
dengan derajat dehidrasi
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
- Ringan
30 80 25 135
- Sedang
50 80 25 155
- Berat
80 80 25 185
· Jumlah
cairan (ml) yang hilang pada anak umur >15 tahun (BB 15 – 25 kg) sesuai
dengan derajat dehidrasi
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
- Ringan 25
65 25 115
- Sedang 50
65 25 140
- Berat 80 65 25
170
2. Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek
buruk pada status gizi.
3. Antibiotik
dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaat untuk
kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada :
·
Disentri, bila tidak berespon pikiran
kemungkinan amoebiasis
·
Suspek kolera dengan dehidrasi berat
·
Diare persisten.
4. Obat-obat
anti diare meliputi antimotilitas (misalnya loperamid,
difenoksilat, kodein, opium), adsorben (misalnya norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk prometazin dan
klorpromasin. Tidak satupun obat-obat ini terbukti mempunyai efek yang nyata
untuk diare akut dan beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan.
Obat-obat ini tidak boleh dibarikan pada anak < 5 tahun.
Penilaian derajat dehidrasi
Penilaian
|
A
|
B
|
C
|
Lihat :
Keadaan Umum
Mata
Air Mata
Mulut dan lidah
Rasa Haus
Periksa :
Turgor Kulit
Hasil Pemeriksaan
Therpie
|
Baik, sadar
Normal
Ada
Basah
Minum biasa tidak haus
Kembali cepat
Tanpa
dehidrasi
Rencana
terapi A
|
Gelisah, rewel*
Cekung
Tidak ada
Kering
Haus, ingin minum banyak*
Kembali lambat*
Dehidrasi
ringan / sedang
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda
lain
Rencana
terapi B
|
Lesuh, lunglai, atau tidak sadar*
Sangat cekung dan kering
Tidak ada
Sangat kering
Malas minum atau tidak bias minum*
Kembali sangat lambat*
Dehidrasi
Berat
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda
lain
Rencana
terapi C
|
Penilaian
dimulai dengan melihat pada kolom C.
|
Rencana
Terapi A
Digunakan untuk :
1. Mengatasi
diare tanpa dehidrasi
2. Meneruskan
terapi diare di rumah
3. Memberikan
terapi awal bila anak terkena diare lagi.
Tiga cara dasar terapi di rumah adalah
sebagai berikut :
1. Berikan
anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
2. Beri
anak makanan untuk mencegah kurang gizi
3. Bawa
anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai
berikut :
·
Buang air besar cair sering kali
·
Muntah berulang-ulang
·
Sangat haus sekali
·
Makan dan minum sedikit
·
Demam
·
Tinja berdarah.
Rencana
Terapi B
Dalam tiga jam pertama, berikan 75
ml/kgBB atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan di
lapangan, berikan oralit dengan dosis sebagai berikut :
Umur Jumlah
Oralit
< 1 tahun
300 ml
1 – 5 tahun
600 ml
5 tahun lebih 1.200
ml
Dewasa 2.400 ml
Amati anak dengan seksama dan bantu ibu
memberikan oralit
Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak
kembali menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi untuk
melanjutkan pengobatan.
Bila ibu harus pulang sebelum selesai
rencana pengobatan B :
·
Tunjukan jumlah oralit yang harus dihabiskan
dalam pengobatan 3 jam di rumah.
·
Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan
untuk dua hari lagi seperti dijelaskan dalam rencana A.
·
Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit
- Memberikan
oralit atau cairan lain hingga diare berhenti.
- Memberikan
makan anak.
- Membawa
anak ke petugas kesehatan bila perlu.
Rencana
Terapi C
Ikuti arah panah. Bila jawaban dari
pertanyaan ya, teruskan ke kanan. Bila tidak, teruskan ke bawah.
Cairan
intravena yang dianjurkan adalah larutan Ringer Laktat. Bila tidak tersedia,
garam faal (9 gram NaCl/L), larutan DG ana (25 gram atau 50 gram/L) atau
Dekstrose 2 a (50 gram atau 100 gram/L) dapat digunakan. Larutan intravena
yang mengandung hanya glukosa tidak boleh digunakan.
|
Skema
rencana terapi C.
Dapat anda memberikan cairan
intravena ?
|
Ya
|
Adakah pengobatan terdekat (dalam
30 menit)
|
Ya
|
CATATAN :
·
Bial
mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang dengan
member oralit.
·
Bila umur diatas 2 tahun dan kolera baru saja
berjangkit di daerah anda, pikirkan kolera dan beri antibiotic yang tepat
secara oral begitu anak sadar.
|
T
I
D
A
K
|
Apakah anda dapat menggunakan pipa
NGT untuk rehidrasi ?
|
·
Mulai rehidrasi dengan selang NGT
Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam
(total 120 ml/kg)
·
Nilai penderita tiap 1 – 2 jam
Bila muntah atau perut kembung
berikan cairan pelan-pelan
Bila rehidrasi tidak tercapai
setelah 3 jam, kirim penderita untuk terapi intravena.
Setelah 6 jam nilai kembali
penderita dan pilih rencana pengobatan yang sesuai.
|
T
I
D
A
K
|
Apa penderita bias minum ?
|
·
Mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit.
Berikan 10 ml/kg/jam selama 6 jam
(total 120 mg/kg).
·
Nilai penderita tiap 1 – 2 jam.
- Bila muntah
atau perut kembung berikan cairan pelan-pelan
- Bila
rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, kirim penderita untuk terapi
intravena
- Setelah 6
jam nilai kembali penderita dan pilih rencana pengobatan yang sesuai.
|
Ya
|
Ya
|
T
I
D
A
K
|
Segera kirim anak untuk rehidrasi
NGT atau intravena !
|
·
Kirim penderita untuk pengobatan Intravena
·
Bila penderita bias minum, sediakan oralit
untuk ibu dan tunjukkan cara memberikan selama di perjalanan.
|
T
I
D
A
K
|
·
Mulai diberi cairan IV segera. Bila penderita
bias minum, berikan oralit sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100 mg/kg cairan
Ringer Laktat (atau garam normal), dibagi sebagai berikut :
Umur Pemberian I Kemudian
- Bayi <12
bulan 1 jam 5 jam
- Anak > 1
tahun ½ - 1 jam 2½ - 3 jam
·
Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba
·
Nilai kembali penderita tiap 1 – 2 jam. Bila
rehidrasi belum tercapai percepat tetesan IV.
·
Juga berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila
penderita bias minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).
·
Setelah 3-6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai
lagi penderita menggunakan bagan penialian. Kemudian pilihlah rencana yang
sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.
|
Sumber
:
Buku Kapita Selekta Kedokteran
Edisi 3 Jilid 2. Penerbit : Media Aesculapius, FKUI tahun 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar