SEKELUMIT SEJARAH
ASAL-USUL LOWU-LOWU
Lowu-lowu berasal dari kata “Luwuk”.
Jadi,menurut orang-orang Tua bahwa Nenek moyang Lowu-lowu
berasal dari “Luwuk” yaitu
orang-orang yang ahli bertani. Akibat
adu domba Belanda pada waktu itu di daerah Luwuk sering terjadi kelaparan, maka
rombongan ahli pertanian memutuskan untuk meninggalkan daerahnya untuk mencari
tempat yang subur tanahnya untuk bercocok tanam.
Dan pada waktu
rombongan orang-orang ahli pertanian tersebut meninggalkan daerahnya mereka
bermusyawarah untuk pergi dan menuju bagian selatan dan akhirnya mereka tiba di
pulau Buton. Kesultanan Buton pada waktu itu di bawah pimpinan Lakilaponto (Murhum) dan ia sebagai
raja ke-6 sekaligus sultan pertama di Buton.
Perjalanan
mereka ke Buton pertama tiba di daerah Lasalimu
yaitu di Ambuau (Togo motonu).Tempat tenggalamnya kerajaan Buton pertama. Togo
motonu artinya “danau kecil “.Tetapi
setelah sekian lama mereka tinggal di sana mereka pun melanjutkan perjalanannya
dan mereka singgah di “Lowu-Lowu Morikana” dan meraka tinggal di sawah. Karena
tempat tersebut termaksud daerah tandus tidak bisa untuk bercocok tanam maka
mereka bermusyawarah untuk pindah dari tempat itu serangan dari “KUMANG”(Kolouma).Kemudian
mereka berangkat menuju ke selatan dan singga di Batusori dan di Batusori juga
tidak cocok untuk mereka. Sehingga mereka mencari alasan lagi bahwa di Batusori
selalu dipatok ikan sori. Jadi, mereka meninggalkan Batusori dan melanjutkan
perjalanannya kemudian mereka tinggal di daerah Wamengkoli (Kasilai).Karena Wamengkoli tanahnya tandus dan air
tidak ada akhirnya mereka mencari alasan bahwa di situ tidak bisa bertahan lama
karena susah untuk hidup. Semuanya kurus kering akibat susahnya mendapatkan nafkah,
jadi mereka menyebrang di Liwuto Makasu di Tapana Batu.Di tapana Batu mereka
tinggal dan di tempat itu mereka juga
susah mendapatkan air untuk kebutuhan hidup. Dari Tapana Batu mereka sering
kali melakukan penyebrangan untuk berburu, dengan memasang jerat ayam sambil
mencari air.
Pada suatu
hari tiba-tiba mereka mendengar suara ayam yang berkokok. Tapi anehnya ayam ini
berkokok yang berbunyi “MARADADI…” sehingga mereka menelusuri
atau mencari dari mana asal suara tersebut. Ternyata ayam tersebut berwarna
Putih yang tinggal di atas dahan kayu besar. Dimana di bawah pohon kayu
tersebut terdapat “mata air”. Mata air tersebut di huni oleh dua ekor Buaya, yang
satu buaya jantan dan yang satu buaya betina, di mana :
- Buaya jantan di sebut La
Petangko
- Buaya betina di sebut Wa
Buri
- Dan ada dua ekor ular yaitu Wa Ura-ura Ndumadi dan Wa
Ura-ura Ngkumawu.
Kemudian
rombongan tersebut pindah di tempat yang baru di mana tempat tersebut tanahnya
subur. Tempat inilah di abadikan menjadi “Lowu-lowu”.Di
Lowu-lowu inilah masyarakat tersebut berdomisilih turun-temurun sampai
sekarang.
Catatan :
-
Sebelum
kedatangan rombongan dari Luwuk, sudah
ada orang tua yang tinggal yaitu Rampe Yusomba.
-
Buaya
jantan sebagai jelmaan Sawerigading.
-
Buaya
betina sebagai jelmaan Wa Ode Ngkawula.
-
Ayam
putih sebagai jelmaan puteri Bawangi.
-
Maradadi
merupakan sumber kehidupan, kesehatan, rezeki, dan keselamatan yang berkah.
Demikian sekelumit sejarah asal usul
Lowu-Lowu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar